Wednesday, August 29, 2007

Perbincangan II

saat itu, perbincangan kita alangkah tanpa batas
perbincangan yang kita pintal dulu
alangkah seumpama siswa-siswa yang bebas,
sungguh seperti siswa-siswa di kelas,
kelas-kelas dan siswa-siswa, dan kelas-kelas...#

benarkah itu engkau? ataukah kau tak sengaja menekan namaku di ponselmu? mungkin aku salah mengenali suaramu kali ini. tapi gugupmu aku tahu. pernah suatu masa dalam hidupku ada gugup yang sama. gugupmu menakzimiku akan kenangan kita dulu. ketika kita berpakaian putih abu-abu.

"oh tidak, aku hanya ingin menghubungi teman-teman lamaku". ya kita memang teman lama. lama sekali. hingga aku pun lupa suaramu. aku takzim. aku tahu kamu tak ingin memulai, aku pun begitu. kenangan itu terlalu manis dan pahit. hingga tak adil jika hanya kita ungkit yang manis.

cukuplah hati, saat itu kamulah yang memenuhi duniaku. tapi itulah yang membuatku tak bisa melakukan apa pun, kecuali membebaskanmu, meluaskan pandanganmu. dan kubiarkan pandanganmu berjalan pada lelaki lain di luarku. kubiarkan kamu bercerita tentang semuanya, tapi bukan tentang kita.

aku pernah membuatmu marah. ah, terlalu sering bahkan. ketika kamu cemas, aku seperti meringankan ketakutanmu. ketika kamu ingin berbagi, aku seperti berlari. ketika kamu menangis, aku malah memberi lelucon basi. ketika kamu menantangku, aku meminum minyak anginmu, sungguh tanpa batas bukan?

kita duduk berjajar, sehingga apapun yang aku lakukan kamu tahu. jawaban ujianku pun kamu tahu, bahkan nyaris sama denganmu. hasilnya, kampus kita pun sama kemudian. tapi sejak pecah tangis mu yang terakhir untukkku, duduk kita tak lagi berjajar. pelan-pelan, aku tak lagi mengenali suaramu. aku kehilangan garis edarmu, kau pun begitu.


"Eh iya, kamu ingat kita pernah tertidur di kelas? waktu itu kita ditertawai teman-teman". ah, aku ingat. dengan mengingatnya aku merasa, ada satu fase dalam hidupku yang demikian bermutu.

Monday, August 27, 2007

Perbincangan I

rimba, perbincangan kita dulu alangkah
tanpa batas, perbincangan yang kita pintal dulu
alangkah seumpama burung-burung yang bebas
sungguh seperti burung-burung di rimba, rimba
dan burung-burung, dan burung-burung...


sumber foto: heather taylor

Monday, August 20, 2007

Mars sebesar Bulan dari Bumi?

Beberapa kali saya mendapat pesan di YM dari beberapa teman, katanya begini:
"Dear all, Malam hari dengan 2 buah bulan. Jangan sampai terlewatkan kesempatan langka yang hanya terjadi dalam 2280 tahun sekali saja!!! Seluruh dunia menantikan planet Bumi kita mempunyai 2 buah bulan pada 27 Agustus 2007 nanti. Planet Mars akan terlihat sangat terang di langit mulai awal Agustus. Planet Mars akan terlihat sebesar bulan planet Bumi kita dengan mata telanjang saja. Dan puncaknya akan terlihat seperti bulan purnama (full moon) pada tanggal 27 Agustus jam 00.30 malam senin pagi dini hari, saat jarak Mars dengan Bumi kita hanya sekitar 34.65M miles. Jangan sampai terlewatkan untuk ‘menatap’ langit yang akan seperti memiliki 2 buah bulan, karena jarak terdekat seperti itu hanya akan terjadi lagi di tahun 2287 yang akan datang."

Mungkinkah? Pada awalnya saya tidak peduli dengan pesan2 tersebut, saya pikir hoax biasa. Karena memang setahu saya akan terjadi Gerhana Bulan pada tanggal 28 Agustus (lihat situs NASA n blognya Mas Artja), dan informasi tentang Mars ini hanya bumbu-bumbunya supaya orang tertarik. Saya bukan seorang penghobi ilmu astronomi, tapi dengan logika sederhana aja sepertinya sulit membayangkan Mars yang jaraknya begitu jauh dan dengan mata telanjang tak terlihat sama sekali bisa tiba-tiba terlihat sebesar bulan. Ah, tidak mungkin. Dengan perubahan sebesar itu pasti kejadian luar biasa, dan saya yakin pasti diikuti perubahan besar juga pada sistem tata surya kita. Ini asumsi saya secara awam.

sumber: NASA
Untuk meyakinkan diri, sambil iseng, mungkin lebih baik googling aja informasi yang lebih lengkap n ilmiah. Nah saya dapat satu situs yang memberi informasi cukup, isinya:

MARS tidak akan pernah terlihat sebesar bulan dan tidak akan ada dua buah bulan tanggal 27 Agustus.

Mars pada tanggal 27 Agustus yang disebut akan terlihat seperti purnama pada jam 00.30 itu baru terbit setelah lewat tengah malam. Jadi pada jam yang disebutkan di dalam isu itu Mars maish berada di horison dan belum bisa diamati. Sepanjang bulan Agustus Mars akan terlihat setelah tengah malam. Nah, Fenomena tanggal 27 Agustus dalam hoax tersebut mengacu pada kejadian oposisi Mars yg terjadi 4 tahun lalu (2003).

Tahun 2003, tepatnya tanggal 27 Agustus, Mars berada pada jarak terdekatnya yakni 55.758.006 km, dan oposisi terjadi tgl 28 Agustus. Saat itu Mars memang berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi dan diameter sudut Mars saat itu hanya 25 detik busur. Bandingkan dengan Bulan yang diameter sudutnya 31 menit busur ( 1 detik busur = 60 detik busur). Jarak Bumi - Bulan 384 403 km. Pada kondisi jarak terdekatnya saja, Mars berada 144 kali lebih jauh dari Bulan dan tidak akan pernah terlihat sebesar Bulan, apalagi jika ia makin menjauh dari Bumi.

Pada tahun 2005, Mars kembali mendekat dengan bumi pada jarak 69 juta km pada tanggal 30 Oktober dengan diameter sudut sebesar 20 detik busur dan mengalami oposisi tanggal 7 November 2005.

Nah di tahun 2007, oposisi Mars akan kembali terjadi tanggal 18 Desember pada jarak sekitar 88,42 juta km dengan diameter 16 detik busur. Jarak Mars saat oposisi tahun 2007 masih lebih jauh dibanding tahun 2003 dan diameter sudutnya juga lebih kecil. Dengan demikian Mars jika dilihat dengan mata telanjang maupun teleskop tidak akan pernah terlihat sebagai obyek yang besar seperti Bulan melainkan hanyalah noktah merah indah yang akan menghiasi langit Agustus setelah lewat tengah malam.

Moment menjelang oposisi juga dipakai NASA untuk meluncurkan the Pheonix Mars Lander di bulan Agustus ini, agar jarak yang ditempuh sang penjejak ke Mars akan lebih pendek.

sumber: Langit Selatan


Tapi kalau pun Mars bisa kita lihat dengan mata telanjang dan tidak terjadi apa2 dengan dunia ini...Alangkah indahnya ya? Seseorang di Jogja mungkin akan menyaksikannya dari sela-sela hutan pinus...:)

Saturday, August 18, 2007

Melody hari ini


Aku punya hobi baru skr, memetik senar gitar. Masih pemula memang, tapi untuk menghibur diri sendiri lumayan tidak memalukan lah...Hitung2 sambil ngisi waktu kalau sudah jenuh mengerjakan tugas proyek ini. Selain itu ada angan juga sih, siapa tau nih ya, kalau nanti jadi manajer atau ketua RT terus diminta menyumbangkan sedikit lagu ada yang bisa ditunjukkan huahaha...Bukankah klo 17an sering tuh para tetua diminta tampil...Daripada cuma bisa nyanyi dangdutan, khan lebih asyik sambil main gitar juga...:) Ya nggak?

Nah hari ini, lagu yang menduduki 1st toplist tangga lagu PT MKS adalah "Dona, Dona" new version dari Joan Baez. Lumayan gampang dimainkan pake gitar, nggak butuh lama, apalagi bisa googling chordnya. Tambah lagi tadi mlm sempet liat di Film Gie, ini lagu jadi ost-nya, n didendangkan oleh si cantik Sitha-RSD.

Nggak cuma melody-nya aku suka, liriknya juga co-ol (meminjam ejaan seseorang di Jogja). Temanya cocok dengan 17-an, soal freedom, kebebasan. Sudahkah kita merasa bebas hari ini kawan? Banyak orang, terutama di kota besar, ngerasa kurang bebas, "wahh gw nggak punya waktu nih, kerja mulu", "Aduh sorry, gw nggak enak ama keluarga gw, ama pacar gw, ama bos gw"...Wah coba deh tanya lagi ke dada loe (secara, kita sering menunjukkan tempat hati nurani di dada), rela nggak loe hidup kayak gitu.
Atau aku kasih penggalan liriknya ya? Biar kita bisa sama2 menengok "ke dalam" kata Mas Ebiet.
...............
"Stop complaining," said the farmer,
"Who told you a calf to be,
Why don't you have wings to fly with,
Like the swallow so proud and free?"

Calves are easily bound and slaughtered,
Never knowing the reason why,
But whoever treasures freedom,
Like the swallow has learned to fly.
................

Ah, ternyata si Baez ini pingin bercerita ke kita. Contohlah si walet, eh dia bangga ama dirinya sendiri n terbang bebas. Nah kamu (si anak sapi), bisanya komplain doank. Kenapa nggak coba bikin sayap sendiri and terbang? Tau nggak sih kalau semua diciptakan untuk bebas. Tapi tunggu dulu. Si walet nggak serta merta terbang gitu aja, dia mesti belajar dulu khan untuk terbang. Ada usaha bung.

Hmmm...Hubungannya dengan kita. Kayaknya yang bisa aku ambil pelajaran itu si pak tani pingin kasih tau ke kita. Bahwa kebebasan itu datang dari pikiran kita. Klo pingin bebas ya berpikirlah bebas. Anggap diri sendiri orang yang mandiri, independen, bisa menentukan jalan hidup sendiri. Nggak tergantung orang lain dengan berlebihan. Nggak menyerah dengan keadaan kayak si sapi kecil itu, yang nerima apa adanya kelak jadi sapi potong. Dan pesan pak tani, belajar dulu donk kayak si walet.

Contoh ya, klo kita ngerjain sesuatu dengan terpaksa apa kita merasa bebas??? Gw jamin nggak, sesimple apapun kerjaan itu. Beda kalau kita ngerjain sesuatu itu dengan senang, mau waktu habis di kantor tiga hari tiga malam juga tetep aja kita jadi orang yang bebas. Nggak terbebani. Tanya aja ama orang2 IT, bosen nggak dia di kantor nongkrongin komputer trus. Jadi soal kekebasan atau freedom itu tinggal pikiran kita aja....

Wah kayaknya aku banyak ngecap nih. Kebanyakan minum kopi mungkin.....Ya itu, sekelumit melody yang aku dapet hari ini...

Friday, August 17, 2007

Anjirr gw terperangkap

Besok hari Ultah RI yang bahkan ke berapa gw lupa....hueehehee....lupa, lupa es...beneran! Nah padahal libur panjang, pasti banyak orang jakarta berlibur entah kemana, tapi gw yakin paling2 larinya ke Bandung...Hihihi, mampus tuh bandung nggak berentinya macet. Secara, gw sekarang jadi orang jakarta titipan..

Gw sebenernya ngantuk n capek banget. Hmmm sore tadi entah ide dari mana, tapi yang jelas Roni kayaknya yang klo kerja bukan pake mulut doank, dia ngajak main bola...Mungkin maksudnya daripada liat orang lomba-lomba 17-an, kenapa kita nggak bikin acara sendiri aja. Ok deh, kita beli bola plastik aja, lanjut. Yah, jadilah lapangan mini dadakan n darurat di depan kantor yang berumput papinblok n luas cuma kira2 15x10 m persegi...huahaha...dipinggir jalan besar pula!

Udah deh, 6 orang (3 senior vs 3 junior) tak punya malu main di depan puluhan pasang mata yang lagi terjebak macet...Pas pula, kadang bola nyelonong ke jalan raya, masuk kolong mobil, kadang nyeberang jalan...:)) Agak nggak enak juga sih ama orang2 yang lewat, tapi mau gimana lagi, nggak ada lapangan sih! Mau main futsal udah nanggung waktunya. Lagian sambil nunggu macet mending liat kami main bola khan? huehehehehe...Seru, udah mirip timnas kok...

Setelah Magrib.
"Wahh sorry gw balik nih malam ini...."
"Balik kemana Cho?"
"Ya ke Lampung lah...."
"Serius loe???? :(?" Kataku.
"Ya iya lah...." dengan lagak bencongnya.

"Waduh rif gw juga nih, kayanya gw mau ke karawaci mlm ini..."

"Gw juga, mau ke Pinguin dulu nyari Monopoly titipan"

"Anjrit, jadi gw sendiri niy disini???"Dan itulah, dimulai satu babak aku harus tepekur sendiri di sangkar emas ini. "Damn, awas loe orang ya, kalau project ini selesai akhir agustus gw mau hura2...main sepuasnya...! Sana, pergi, pergilah kalian." Sekarang tinggal gw bikin sprite-susucoklat diiringi lagu a whiter shade of pale plus sebuah gitar biar nggak mati bengong.

Inilah jakarta bung, meskipun semua ada...kadang loe ngerasa sepiiiii banget nget...
Besok gw kemana ya?

Thursday, August 16, 2007

Sang Jenderal di Ujung Senja


Tadi malam dalam sebuah makan malam kecil di kawasan SCBD, seorang purnawirawan jenderal TNI bercerita banyak tentang sebuah unit kecil yang pernah ia pimpin di masa lalu. Unit kecil yang terkenal terbaik di tanah air ini, tapi dengan tugas yang besar karena area yang harus ia jaga mencakup seluruh wilayah NKRI, dibentuk, dan dibina, dengan semangat dan biaya yang tidak sedikit. Unit ini cukup berhasil menjadi faktor deterrence ditengah keterbatasan teknologi dan alat utama sistem pertahanan kita.

Namun, kali ini saya ingin melihat dari sisi lain, ketimbang sisi heroiknya waktu ia memimpin unit tersebut. Saya ingin bercerita tentang seorang bapak tua yang di masa ujung usianya, dalam kesederhaan, dan idealisme yang masih kental, harus bergelut dengan "cap" sebagai pelanggar HAM berat. Pada sekilas pandangan ia tampak sederhana karena sebagai seorang mantan pejabat tinggi di militer beliau masih menyetir mobil sendiri, apalagi posisinya dahulu adalah seorang pimpinan lembaga intelijen yang ditakuti di tanah air dan saya tidak ragu apabila beliau masih memiliki pamor di kalangan militer. Namun malam itu beliau hanya ditemani mantan anak buahnya dulu yang sekarang patah pinggul kaki karena terjun bebas dari hellicopter ketika operasi pembebasan sandera WWF di Mapenduma Papua tahun 1996 yang lalu. Dari sisi ini saya kemudian berpikir, dengan predikat pelanggar HAM pun sang jenderal tetap manusia biasa, diantara orang-orang yang lalu lalang beliau tak tampak sebagai seorang mantan pejabat yang ditakuti. Bahkan dengan membawa mantan anak buahnya tersebut menunjukkan bahwa ia cukup punya perhatian terhadap orang terdekat yang kekurangan.

Bagi saya pribadi, dengan begitu jangan2 beliau hanyalah korban dari sebuah sistem yang rusak? Tuntutan jabatan dan pekerjaan serta kondisi yang membuat seseorang harus dalam hitungan detik mengambil keputusan besar, apalagi ini soal nasib sebuah bangsa. Ataukah ini sebuah kisah pementasan drama belaka yang memerlukan aktor antagonis dan kambing hitam?...Hmm siapa pula yang tau...

Tuesday, August 14, 2007

Jalur dan jadwal pendakian Semeru

Seorang perempuan yang entah datang darimana, yang dengan bukti-bukti cacatan perjalanannya membuatku percaya, yang dengan angkuhnya pernah menaklukan mahameru tiga kali berturut-turut dalam tiga bulan, yang pernah menikmati kecantikan rinjani, yang bercengkrama dengan bekunya daun-daun lawu, yang dengan gagah berani menerobos lautan pasir bromo, yang dengan keberanian baja tersenyum di puncak argo puro, yang pernah menyelam di sela-sela karang bunaken, yang pernah mengayuh sampan di deretan pulau karimun jawa, yang dengan cerianya mengotori kebangganku karena dia ternyata pernah berkemah di hutan waykanan selama 3 hari, yang dengan kerdipan matanya pernah menghirup pagi hari di ujung pangrango....terima kasih...cerita-ceritamu membuatku mengecil....O sang waktu, berpihaklah padaku....

Kata-kata yang terbuang

Kumpulan kata ini sebenarnya ditujukan untuk comment di Blog seseorang, tapi karena kami bingung mau ditaruh di bagian mana, akhirnya batal...Apalagi dia pake nanyain maksud isinya segala, jujur aja aku paling nggak suka ditanya tentang isi dan maksud suatu "kumpulan kata", dan aku pasti nggak bisa jawab..."wahh, aku nggak tau"...Aku bukan penulis, bukan sastrawan yang bisa menjelaskan makna (makna pun aku tidak tahu artinya apa) sebuah kumpulan kata panjang lebar, aku hanya orang biasa yang berusaha...


Menyisipkan Padi dengan Ilalang


Hari ini kulihat mentari suram
tidak seceria selalu
kasihan sungguh melihat wajahnya
awan kelabu menutup cahaya
alam pun berkata
jangan salahkan kelabu
salahkan manusia
menyisipkan padi dengan ilalang
jangan salahkan manusia
ilalang perlu dibakar
nanti padi habis rusak
padi pun tidak bersalah
nanti manusia kekurangan beras

kalau begitu salah siapa
mentari berduka?


Saturday, August 11, 2007

Ocehan senja


Dua minggu sudah aku di jakarta...Banyak hal aku tinggalkan, dan tiba-tiba aku kangen sekali Aikido, bau matras, sudah hampir 1 bulan tidak membanting orang (atau malah di banting...^_^)... aku juga kangen sekali "arashi" sang badai gunung...Aku kangen melihat pertunjukkan di STISI....

Ah, apakah malam ini ke Taman Ismail Marzuki ide yang bagus?!

Friday, August 10, 2007

Sehari di Mako Brimob Kelapa Dua

Kemarin (09/08), sebagai peneliti di sebuah lembaga NGO, atasan mengajakku, yang juga asistennya dalam penelitian tersebut, menghadiri acara "Police Donor Meeting" di Mako Brimob Kelapa Dua. Setelah melakukan perjalanan dari kantor NGO dimaksud dengan kawalan PolRaider, bersama beberapa rekan dari UNDP, USAID, British Embassy, Jepang, Australia, dan beberapa orang wartawan kami akhirnya sampai di lokasi yang jaraknya sekitar 45 menit dari Pusat Kota Jakarta.

Di pintu gerbang ada sebuah patung dengan tulisan di bawahnya: "Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan". Ah, pikiranku langsung menerawang, benarkah polisi sekarang telah berubah setelah terpisah dari TNI? Ok, biarlah nanti aku pikirkan, sekarang kita lihat dulu apa sih yang bisa aku dapet di markas seluas 50 Ha ini.


Disambut diruangan pimpinan, kami disuguhi presentasi oleh Wadan Brimob dan Prof. Adrianus Meliala dari Kemitraan. Setelah ramah tamah, kemudian kami diajak menuju markas Gegana. Perjalanan menuju Markas Gegana mesti melewati asrama, berjajar rumah-rumah anggota brimob, yang sempit...meskipun kelihatan masih baru, aku bisa membayangkan bagaimana kehidupan anggota brimob dan keluarga di rumah seperti itu. Dengan lebar hanya sekitar 7 meter atau selebar gawang sepak bola, alangkah sempitnya. Belum lagi harus hidup berjajar rapat begitu. pasti banyak persoalan sosial antar tetangga yang jadi dinamika buat mereka. Pertanyaanya kemudian sampai kapan mereka hidup seperti itu? Kalau para perwiranya kita tidak usah khawatir, karena pasti memiliki rumah yang lebih besar atau bahkan lebih dari satu, plus fasilitas rumah dinas. tapi bagi para lower level ini bagaimana? Setidaknya rumah kecil yang milik mereka sendiri juga nggak punya. Oh, dunia memang aneh.

Sampailah kita di lokasi tempat latihan Gegana, wew...rupanya kami mau disuguhi demo menembak. dan uniknya penembak pertama adalah dua orang wanita dari Satuan Gegana. Ibu2 ini sungguh lihai memegang senjata MP5 yang berkualifikasi serbu canggih. Sambil bercanda dan Ibu2 ini mempraktikkan menembak sasaran. Tapi sayang tidak semua sasaran jatuh...aha...Bu, mungkin ibu lebih jago kalau sasarannya diganti suaminya hehehe...Disusul peragaan-peragaan lain, seperti menmbak balon yang dipegang oleh rekannya. Adegan ini cukup berbahaya kalo salah2 rekannya yang kena tembak. Kami diberi juga kesempatan untuk mencoba menembak...hanya beberapa orang termasuk atasanku yang mencoba, sementara aku cuma asyik motret2 dan merekam beberapa momen. Tampaknya dengan begitu brimob ingin menunjukkan bahwa dengan peralatan yang seadanya mereka tetap serius berlatih dan berusaha profesional sebagai polisi.

Setelah puas di lokasi latihan Gegana, kami kembali menuju semacam lapangan upacara tepat di depan gerbang masuk. Disana, kami disguhi cara-cara penanganan demo sesuai prosedur baku. Menghadapi massa yang secara psikologis membutuhkan penanganan khusus sebenarnya yang dibutuhkan Brimob adalah kesabaran.Bisa dibayangkan ketika mereka dimaki-maki ole pendemo, dengan darah muda yang masih kental, kalau mereka tidak pintar menahan emosi bisa terulang kasus-kasus seperti di masa lalu. Prosedur penanganan aksi bisa bermacam-macam, tergantung sampai dimana level aksi tersebut terjadi. tujuannya adalah bagaimana membuat aksi menjadai lebih damai dan bersahabat. Alat-alat koersif dibutuhkan ketika level aksi memuncak dan berpotensi menimbulkan korban atau kerusakan, maka aksi harus dibubarkan. Caranya pun bisa bermacam-macam, tapi rupanya Brimob sudah mulai menggunakan nilai-nilai kemanusiaan dalam soal ini. Kesadaran yang sudah mulai masuk ini sangat penting sebagai awal menciptakan slogan di gerbang tadi menjadi kenyataan, Brimob yang berani berkorban untuk kemanusiaan.....

Wednesday, August 8, 2007

Melampaui Modernitas

Photo yg diambil dari www.nationalgeographic.com ini bisa bercerita banyak kepada kita.
Bisakah materialisme dan spiritualisme berdampingan?

Killed by the melody

Tuesday, August 7, 2007

Land-Clearing Simulation

Apakah Anda termasuk orang yang mudah cemas dan berkata :”Saya merasa seperti dikejar target,” ataukah selalu optimis dan berkata :”Saya menyukai tantangan baru.”


Beberapa waktu yang lalu saya diminta teman untuk membantunya mencari koordinat lengkap suatu wilayah di peta berikut luas wilayah tersebut di lapangan serta memasukkannya ke sebuah perangkat komputer untuk dilihat tampilannya dari udara. Bagi saya ini adalah hal baru, dengan latar belakang pendidikan yang sarjana HI saya sama sekali tidak pernah memperoleh pengetahuan tentang pemetaan atau sistem informasi geografi. Wahh kayaknya menarik juga, perlu dipelajari, ok saya coba. Dengan memori ilmu matematika (secara matematika saya jeblok juga waktu sekolah dulu...hehehe) dan sedikit pengetahuan tentang ilmu geografi waktu SMA (ini juga jeblok), dan sedikit logika (secara, saya orangny nggak logis), akhirnya kami berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut..ternyata menyenangkan. Bahkan saya berencana mempelajari lebih dalam tentang SIG.


Di dunia akademik yang sedang saya geluti sekarang ini setali tiga uang. Hal baru banyak saya temui, kadang tugas yang menumpuk dan teman-teman yang sering menggantungkan soal tugas ke saya kalau dirasakan sebagai beban pasti akan bikin stress. Bayangkan saja, kadang anda harus tidur hanya 3 jam setiap hari. Belum lagi jika ada order dari HQ di jakarta. Tapi syukurlah banyak hal bisa saya dapatkan. Kalau saya mengikuti gaya teman-teman saya tadi yang menyerah dengan kondisi, mungkin sekarang saya tidak mengenal yang namanya SPSS, Eviews, dan LISREL. Saya yakin keterampilan analisis kuantitatif dengan perangkat lunak komputer tersebut akan sangat berguna bagi saya kelak. Menyadari bahwa dengan cara seperti itu tubuh juga perlu diupgrade, maka olahraga juga perlu, ya tidak lain dan tidak bukan Aikido dan main bola plus waktu tambahan untuk hangout bersama teman-teman atau menonton pementasan.


Ada penelitian dari Salvatore R. Maddi dan Suzanne C. Kobasa : The Hardy Executive : Health Under Stress (Homewood, IL, Dow Jones-Irwin, 1984) menunjukkan bahwa mereka yang mananggapi stress dengan kesabaran, memandang pekerjaan sebagai tantangan yang menyenangkan, memandang perubahan sebagai peluang bertumbuh, mampu menghadapi stress secara lebih baik dan berhasil melewatinya tanpa kesulitan yang berarti.


Seolah merupakan paradoks, sebuah peristiwa (baca : pekerjaan) yang sama, dapat dipersepsikan berbeda tergantung dari cara seseorang men-sikapinya, apakah menggunakan pemahaman yang tepat atau sebaliknya. Demikian pula apakah peristiwa tersebut diinginkan ataupun tidak.


Sebuah peristiwa yang menegangkan apakah berupa target pekerjaan, deadline projek, tugas kuliah dsb. jika disikapi secara tepat dapat dianggap sebagai sebuah tantangan yang mengasyikkan. Apalagi jika peristiwa tersebut diberi muatan emosi menjadi suatu sasaran yang kita inginkan.


Jika stimuli dipersepsikan sebagai sebuah ancaman …. biasanya rasa tegang muncul dalam bentuk rasa cemas, takut, bahkan fobia. Pada situasi seperti ini kadar hormon Kortisol (hormon penyebab stress kata para dokter) dalam darah akan meningkat. Sebaliknya jika stimuli tersebut dipersepsikan sebagai sebuah tantangan maka ketegangan tersebut dirasakan sebagai hal yang menggembirakan dan menyenangkan. Dalam keadaan seperti ini hormon pengendali stress Dehydroepiandroster one-S (DHEA-S) yang justru meningkat.

Mengutip sebuah tulisan "seseorang yang memahami kesuksesan sebagai sebuah proses pembelajaran dan bekerja dengan hati yang gembira, berpotensi tumbuh dan meraih prestasi terbaiknya."


Itu sebabnya “kecerdasan sikap” sebagai sebuah pengetahuan dan keterampilan hidup perlu dikenalkan kepada kita sejak dini. Tapi untuk itu, seperti ketika kita ingin membangun sebuah pekebunan besar kita perlu melakukan land-clearing, maka dalam soal ini yang kita perlukan adalah mind-clearing (hahahaha....gila donk!)

Saturday, August 4, 2007

jakarta on air :)












Wednesday, August 1, 2007

Ipin si Anak Desa Pasir Pangaraian


Di tengah kesibukan jakarta, mendengarkan lagu Ebiet G Ade, tiba-tiba aku jadi ingat tanah kelahiranku, nama desanya Pasir Pangaraian. Terletak di Kabupaten Kampar, Riau. Disana, masa kecil aku habiskan kira-kira sampai umur 7 tahun. Rumahku hanya terbuat dari papan, dengan halaman yang luas, berpagar buah nanas, 4 pohon jeruk, 2 pohon rambutan besar. Kemudian pekarangan belakang juga luas, ditumbuhi oleh beberapa pohon kelapa hibrida.

Orang tuaku waktu itu cukup pintar, demi mencukupi kebutuhan sehari-hari kami memiliki 2 kolam ikan, ditambah kandang ayam dan kandang burung puyuh, plus kebun sayuran. Seingatku pernah kami memiliki beberapa ekor sapi, nama sapi yang masih bisa aku ingat yaitu "temon". Tidak hanya itu bapak juga memiliki beberapa petak sawah tepat di belakang rumah dekat kolam ikan, dan ladang yang terletak lumayan jauh di pinggir desa. Dengan kondisi ini praktis segala sesuatu untuk makan bisa dipenuhi dari milik sendiri tanpa perlu beli ke pasar.

Aku jadi membayangkan, alangkah bahagianya kami waktu itu. Semuanya sudah ada, hidup santai, tidak ada tuntutan macam-macam. Sebagai anak desa, aku sangat bersyukur pernah mengalami hidup yang mungkin banyak orang kota belum pernah rasakan sekali pun. Aku pernah memancing ikan dan belut bahkan aku pernah memperoleh ular (saking takutnya aku minta teman-teman yang menarik kailnya, barangsiapa bisa boleh ambil pancingku jadi miliknya), mandi di kotornya air sawah, berburu burung puyuh baik dengan ketapel (plinteng) atau pun perangkap (jeratan).


Karena letak ladang kami yang jauh dari rumah dan berbatasan dengan hutan, sering setelah berladang kami mampir ke sungai dan mandi disana. Dan jangan salah, waktu itu seingatku kami mandi ditemani buaya-buaya yang memantau dari jarak kira2 100 meter...serem khan. Hutan dipinggir ladang pun begitu, masih banyak binatang liar seperi gajah dan harimau serta babi hutan (celeng). Suatu kali pernah ladang jagung kami rusak karena ulah babi hutan dkk.

Ada juga kejadian ketika malam-malam seluruh desa gempar, karena ada salah satu rumah yang pintunya dipenuhi oleh cakaran harimau sumatera.....hehehe...menakjubkan! Kalau ada babi hutan yang nyasar ke dalam desa, rame-rame kami buru, wah bisa sangat gaduh. Babi hutan hasil tangkapan nantinya diberikan kepada tetangga kami yang beragama non-muslim. Itu bentuk harmoni disana, sangat kekeluargaan dan saling menjaga.

Aku dan teman-teman sebayaku bersekolah di TK yang jauhnya sekitar setengah jam perjalanan kaki. Panggilanku Ipin. Cukup disegani aku lho hahahaha....soalnya jika ada teman-teman yang bermasalah mereka selalu mengadu ke aku....wak genk kaleee...hehehehe.....Ingat sekali waktu itu, pernah ibu jariku digigit si Didin tetanggaku ketika aku membela si Gadut yang ia ganggu. Akibatnya kami bekelahi hebat, dan baru selesai setelah ibu kami berdua datang dan ngomel-ngomel...hihihihi...Tapi uniknya kemudian aku dan Didin jadi berteman akrab. Dan memang lucu, Didin yang suku sunda tidak bisa berbahasa Indonesia. Sehingga kami berbicara dengan bahasa kami masing-masing, dan tetap mengerti. Dari sana aku awalnya tau beberapa kosakata sunda.


Tapi memang semua harus berubah. Kami harus meninggalkan desa yang permai itu....O aku rindu desaku.....

Cita-Cita Kecil Si Anak Desa
Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade

Aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil
Tinggal di rumah desa dengan sawah di sekelilingku
Luas kebunku sehalaman kan kutanami buah dan sayuran
Dan di kandang belakang rumah kupelihara bermacam-macam peliharaan
Aku pasti akan hidup tenang
Jauh dari bising kota yang kering dan kejam
Aku akan turun berkebun mengerjakan sawah ladangku sendiri
Dan menuai padi yang kuning bernas dengan istri dan anakku
Memang cita-citaku sederhana sebab aku terlahir dari desa

Istriku harus cantik, lincah dan gesit
Tapi ia juga harus cerdik dan pintar
Siapa tahu nanti aku kan terpilih jadi kepala desa
Kan kubangkitkan semangat rakyatku dan kubangun desaku

Desaku pun pasti mengharap aku pulang
Akupun rindu membasahi bumi dengan keringatku
Tapi semua itu hanyalah tergantung padaNya jua
Tapi aku merasa bangga
Setidak-tidaknya aku punya cita-cita