Friday, April 25, 2008

Lanskap Segelas Yoghurt


Segelas lychee special yoghurt juice yang tersaji di meja makan menampakkan lelehan embun di sisi-sisi gelas. Di sampingnya sepiring kentang goreng dan sosis diiris-iris. Itu kombinasi yang paling ku gemari. Meskipun ada pilihan lain, seperti strawberry dengan kue-kue, keju, atau bahkan bakso.

Di Bandung, dalam seminggu aku bisa tiga kali ke tempat ini. Bahkan sesekali aku membawa teman-temanku dari luar kota untuk mencicipi. Meskipun kadang mereka telah memiliki referensi tempat sejenis, aku selalu menciptakan kondisi dimana mereka mau tidak mau harus mencoba tempat makan yang satu ini. Alasannya, pertama karena aku suka. Kedua, karena aku memang suka. No bargaining.

Di bawah pohon besar "Yoghurt Cisangkuy", aku mengambil sebutir lhycee dan mengunyahnya sambil menikmati rasa masamnya.

Aku lupa benar, kapan aku mulai menyukai lychee special yoghurt juice. Belum lama, sepulang kuliah biasanya aku sering berkumpul dengan teman-teman disini. Membicarakan tugas, persiapan penelitian, isu-isu mutakhir, hingga soal pribadi.

Ada rasa masam dan manis yang dingin serta bonus empat buah lychee dari dalam gelas seperti harta karun yang menyembul keluar dari dasar lautan yoghurt. Seperti kehidupan, tampaknya kombinasi rasa ini mewakili ruang-ruang dalam diri. Aku ingin menahan rasa masamnya di lidah selama mungkin seperti aku menahan rasa dari simpul-simpul sarafku. Karena tegukan pertama lychee special yoghurt juice ini telah membangkitkan sesuatu yang pernah aku kubur dalam-dalam. Aku harus menahannya supaya ia tak memberontak dan tak terkendali.
Dan untuk itulah aku harus datang sesering mungkin untuk menenangkannya.

Tegukan terakhir, temanku menyodorkan tulisannya. "Oya, aku lupa kalau kita disini untuk berdiskusi ya? Maafkan". Cakrawala tertutup rerimbunan daun dan dahan pohon sore itu.

Sunday, April 20, 2008

Around Jakarta in 5 days

Sedang tidak ingin menulis...