Tuesday, March 4, 2008

BLBI, Salim, dan the Six Billion Rupiah Man


"Dulu uang bukan segalanya, tapi sekarang segalanya harus dengan uang" kata seorang teman sambil menggeram. Bahkan untuk memperoleh keadilan di depan hukum kita harus adu kuat uang. Siapa yang punya uang lebih besar dia yang menang. Padahal terkadang apayang diperjuangkan di depan hukum itu berkaitan dengan uang yang menjadi hak orang banyak.

Jumat lalu baru saja Kejaksaan Agung mengumumkan penghentian penyelidikan kasus "MegaKorupsi" dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang melibatkan obligor Bank BCA dan Bank BDNI yaitu Syamsul Nursalim. Dana yang gagal diusut itu nilainya tidak sedikit, 47 Triliun Rupiah. Dengan uang sebanyak itu, kita bisa memperbaiki seluruh gedung Sekolah yang rusak di Indonesia, atau memberikan beasiswa kepada 47000 orang cerdas yang ada di tanah air untuk menyerap ilmu di negeri paling maju jika asumsinya setiap orang membutuhkan dana 1 milyar rupiah. Atau, dengan dana setengahnya saja kita bisa membangun sebuah perusahaan super besar, dengan karyawan puluhan ribu yang bisa mengangkat ribuan gelandangan atau pengangguran menjadi pekerja. Setengahnya yang lain bisa kita bangun sebuah pusat riset teknologi pertanian paling modern di tanah air berhubung negara kita katanya negara agraris.....tapi, itu hanya mimpi. Buyar seketika, hanya dengan sebuah laporan setebal seratusan halaman.

Belum lagi, masih dengan kasus BLBI yang sama, dengan aktor yang sama pula, masih Salim Bersaudara, tak lain anak Syamsul Nursalim, Anthoni Salim. Yang ini lebih hebat, total uang rakyat yang lenyap entah kemana hampir52,7 triliun rupiah. Terbayang bukan dengan uang sebanyak itu apa yang bisa negara ini perbuat untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya yang makin sengsara ini.

Naasnya buat negeri ini, meskipun dulu ketika aset-asetnya disita oleh negara kedua taipan ini mengaku sudah tidak memiliki apa-apa lagi alias miskin, tapi jika kita perhatikan sekarang mereka lebih kaya di banding sebelum tahun 1998. Markas korporasinya bahkan dipindahkan ke Singapura. Lalu, darimana uangnya berasal?

Dibalik peristiwa sedih ketika sebuah keluarga, ibu dan seorang anak, di Makassar tewas mengenaskan karena kelaparan. Esoknya, seorang penegak hukum tertangkap basah menerima uang tunai sebanyak 660.000 Dollar AS, atau sekitar 6,1 Milyar Rupiah. Sedihnya lagi, si penegak hukum ini tidak lain adalah salah satu Ketua Tim 35 Penyelidik BLBI Kejaksaan Agung. Tetangkapnya juga hebat sekali, di rumah orang yang sebelumnya ia selidiki, syamsul nursalim. Mungkinkah laporan yang setebal seratusan halaman yang membuyarkan mimpi jutaan masyarakat Indonesia yang paling sengsara ini ditulis dengan tinta-tinta 6,1 Milyar Rupiah Jaksa Urip???

Uang, uang, uang...Integritas, idealisme, karir, nama baik, yang dibangun susah payah bertahun-tahun semua hancur seketika demi uang. Benarkan dari akar paling primitif manusia hidup ini memang demi uang?


"Money and Power are illusion...."

2 comments:

Anonymous said...

What can I say except this country has plunged into deep calamity:((.

Anonymous said...

masih mau nambah sejuta satu keluhan lagikah Bro??? What the hell that is for?!!!! Elus dada aja Bro, sebagai ungkapan rasa yg geram; bahasa sunyi sebagai titik awal upaya koreksi!!!Mam