Tuesday, February 19, 2008

Teater Kehidupan Parung


menyusuri jalan panjang
kilau lampu menembus wajah-wajah ayu
tergores bulir air yang jatuh dari ujung daun

ia melewatinya satu persatu
mereka sekalian melambai-lambaikan tangan
memintanya berhenti dengan sungging senyuman

ia tidak ingin menangis sambil melaju tunduk sepanjang jalan itu
meskipun rintik-rintik hujan siap menggantikan air matanya
ia hanya ingin merintih lirih sambil melaju sendiri
dalam hujan rintik-rintik di jalan sepi pada suatu malam

Motorcycle Diaries, Parung-Puncak Bogor, 17 Februari 2008


sumber foto: http://kalipaksi.multiply.com/photos/album/30#5

No comments: