Thursday, August 16, 2007

Sang Jenderal di Ujung Senja


Tadi malam dalam sebuah makan malam kecil di kawasan SCBD, seorang purnawirawan jenderal TNI bercerita banyak tentang sebuah unit kecil yang pernah ia pimpin di masa lalu. Unit kecil yang terkenal terbaik di tanah air ini, tapi dengan tugas yang besar karena area yang harus ia jaga mencakup seluruh wilayah NKRI, dibentuk, dan dibina, dengan semangat dan biaya yang tidak sedikit. Unit ini cukup berhasil menjadi faktor deterrence ditengah keterbatasan teknologi dan alat utama sistem pertahanan kita.

Namun, kali ini saya ingin melihat dari sisi lain, ketimbang sisi heroiknya waktu ia memimpin unit tersebut. Saya ingin bercerita tentang seorang bapak tua yang di masa ujung usianya, dalam kesederhaan, dan idealisme yang masih kental, harus bergelut dengan "cap" sebagai pelanggar HAM berat. Pada sekilas pandangan ia tampak sederhana karena sebagai seorang mantan pejabat tinggi di militer beliau masih menyetir mobil sendiri, apalagi posisinya dahulu adalah seorang pimpinan lembaga intelijen yang ditakuti di tanah air dan saya tidak ragu apabila beliau masih memiliki pamor di kalangan militer. Namun malam itu beliau hanya ditemani mantan anak buahnya dulu yang sekarang patah pinggul kaki karena terjun bebas dari hellicopter ketika operasi pembebasan sandera WWF di Mapenduma Papua tahun 1996 yang lalu. Dari sisi ini saya kemudian berpikir, dengan predikat pelanggar HAM pun sang jenderal tetap manusia biasa, diantara orang-orang yang lalu lalang beliau tak tampak sebagai seorang mantan pejabat yang ditakuti. Bahkan dengan membawa mantan anak buahnya tersebut menunjukkan bahwa ia cukup punya perhatian terhadap orang terdekat yang kekurangan.

Bagi saya pribadi, dengan begitu jangan2 beliau hanyalah korban dari sebuah sistem yang rusak? Tuntutan jabatan dan pekerjaan serta kondisi yang membuat seseorang harus dalam hitungan detik mengambil keputusan besar, apalagi ini soal nasib sebuah bangsa. Ataukah ini sebuah kisah pementasan drama belaka yang memerlukan aktor antagonis dan kambing hitam?...Hmm siapa pula yang tau...

No comments: