Wednesday, August 29, 2007

Perbincangan II

saat itu, perbincangan kita alangkah tanpa batas
perbincangan yang kita pintal dulu
alangkah seumpama siswa-siswa yang bebas,
sungguh seperti siswa-siswa di kelas,
kelas-kelas dan siswa-siswa, dan kelas-kelas...#

benarkah itu engkau? ataukah kau tak sengaja menekan namaku di ponselmu? mungkin aku salah mengenali suaramu kali ini. tapi gugupmu aku tahu. pernah suatu masa dalam hidupku ada gugup yang sama. gugupmu menakzimiku akan kenangan kita dulu. ketika kita berpakaian putih abu-abu.

"oh tidak, aku hanya ingin menghubungi teman-teman lamaku". ya kita memang teman lama. lama sekali. hingga aku pun lupa suaramu. aku takzim. aku tahu kamu tak ingin memulai, aku pun begitu. kenangan itu terlalu manis dan pahit. hingga tak adil jika hanya kita ungkit yang manis.

cukuplah hati, saat itu kamulah yang memenuhi duniaku. tapi itulah yang membuatku tak bisa melakukan apa pun, kecuali membebaskanmu, meluaskan pandanganmu. dan kubiarkan pandanganmu berjalan pada lelaki lain di luarku. kubiarkan kamu bercerita tentang semuanya, tapi bukan tentang kita.

aku pernah membuatmu marah. ah, terlalu sering bahkan. ketika kamu cemas, aku seperti meringankan ketakutanmu. ketika kamu ingin berbagi, aku seperti berlari. ketika kamu menangis, aku malah memberi lelucon basi. ketika kamu menantangku, aku meminum minyak anginmu, sungguh tanpa batas bukan?

kita duduk berjajar, sehingga apapun yang aku lakukan kamu tahu. jawaban ujianku pun kamu tahu, bahkan nyaris sama denganmu. hasilnya, kampus kita pun sama kemudian. tapi sejak pecah tangis mu yang terakhir untukkku, duduk kita tak lagi berjajar. pelan-pelan, aku tak lagi mengenali suaramu. aku kehilangan garis edarmu, kau pun begitu.


"Eh iya, kamu ingat kita pernah tertidur di kelas? waktu itu kita ditertawai teman-teman". ah, aku ingat. dengan mengingatnya aku merasa, ada satu fase dalam hidupku yang demikian bermutu.

3 comments:

Anonymous said...

jujur bro...
berapa kali pun aku membacanya...
berkali-kali itu juga tenggorokanku tercekat...susah berkata2...
saat akan menarik nafas, terasa nafas agak tersengal menahan tangis kecil...

Masya Allah, betapa kuatnya tubuh yang menopang gejolak batinmu...

"tiap-tiap jiwa telah diberi kekuatan yang sanggup memikul semua cobaan yang akan ditimpakan kepadanya"

RonggoLawe said...

seperti yang pernah kau bilang..."sudah siapkah nkow menorehkan tanda titik di kisahmu itu?" Aku lagi berusaha menciptakan momentum itu...tunggu saja...

The best Experiences said...

hm....
itu foto SMU ku.
kamu anak SMU Al-Kautsar juga ya?